Senin, 16 Maret 2020

Air Terjun Sarasah


Air Terjun Sarasah


Ini kisah perjalanan pendek menelusuri bebatuan dan hutan-hutan. Bersama kawan-kawanku. Berawal dengan titik kumpul di rumah Asa untuk berkumpul dan mempersiapkan segalanya. Entah apa yang membawa kami kemari. Jutaan ide di ajukan oleh teman-teman yang memperoleh informasi tentang tempat ini.
Sarasah, salah satu wisata alam yang terdapat di Bandarbuek, yang ada di Padang. Berada di tengah-tengah bukit di pedalaman desa. Kami melaju menuju post masuk menuju Sarasah. Berboncengan dan konvoi menuju post pertama. Jalan yang kami lewati tidak begitu bagus, ada banyak bebatuan dijalan dan jalan juga banyak yang berlobang. Namun, hal ini tidak menutup kemunginan bagi kami untuk menelusuri wisata alam tersebut.
Menelurusi tepian hutan, selanjutnya kami harus memarkirkan motor dan mulai beranjak menuju Air Terjun Sarasah. Dengan dekapan langit biru, kami melangkah masuk ke hutan dengan penuh canda tawa.
Untuk sampai ke atas, kami harus memanjat akar pohon yang cukup besar, aliran air menjadi petunjuk bagi kami untuk meneruskan perjalanan. Pepohonan sangat rindang, membentuk kanopi dan membungkus langit hutan ini.
Akhirnya setelah berjalan cukup jauh, kami di suguhkan dengan pemandangan yang amat sangat indah. Air terjun yang landai, jatuh dari atas tebing dan bermuara dengan hempasan yang kuat. Aku tersenyum, seraya menikmati keindahan alam ini. Aku benar-benar mencintai petualangan untuk menikmati indahnya ciptaan Tuhan.
Sesaat aku menghela nafas lega, tak henti-hetinya bersyukur sambil tersenyum. Aku mengeluarkan handphoneku seraya mengambil beberapa gambar dan merekam suasana air terjun nan indah ini, dikuti dengan mengabadikan kenangan bersama teman-teman yang lainnya.
Kembali melanjutkan perjalanan menuju air terjun yang berada diatas tebing ini. Suasana hati semakin bersemangat dan penuh dengan canda. Akhirnya setelah sepuluh menit perjalanan kami sampai pada pesona kedua dalam perjalanan ini.  Pemandangan indah kembali memanjakan mata untuk kedua kalinya. Ait terjun yang sangat tinggi, melompat dari ketinggian sekitar dua puluh meter.
Bertepatan dengan masuknya waktu shalat, tentu saja kewajiban yang satu ini tidak menghalangi kami untuk melakukan perjalanan. Shalat berjamaah tetap kami lakukan di tengah hutan yang rindang ini.
Selanjutnya hal yang ditunggu-tunggu, menikmati sejuknya air terjun yang berhamburan hadapan mata. Bermain air serta saling tertawa bersama dengan kawan-kawan lainnya. Coba tebak, hal menarik lainnya, ada lagi air terjun ketiga diatas terbing ini. Aku menatap keatas perlahan. Sekitar tiga puluh meter. Namun kami memutuskan untuk tidak melanjutkan langkah perjalanan. Karena sesaat awan menutupi langit biru yang menemani kami.
Hanya beberapa orang yang melanjutkan perjalanan kami. Mewakili untuk melihat suguhan pemandangan indah dengan rekaman video dan gambar yang diambil menggunakan kamera. Namun kebahagiaan ini tidak berlaku dengan seorang temanku. Ia yang terlihat sendiri dan tidak bergabung dengan kami. Namun ia masih saja mencoba untuk tetap tersenyum dan meminta untuk segera kembali ke posko karena langit mulai terlihat mendung.
Kami mulai berkemas dan kembali ke posko awal untuk kembali setelah foto bersama. Terlihat Asti yang berlari memotong perjalanan kami. Awalnya ini sedikit membuatku bingung. Tapi aku berusaha untuk berfikiran positif kepadanya.
Di jalan kami terpisah menjadi dua rombongan, aku tergabung kedalam rombongan bagian belakang. Kami duduk di sebuah pondok perisritahatan di bawah pohon rambutan. Bercerita tentang menariknya hari ini, lantas melanjutnya perjalanan untuk turun.
Ditempat yang berbeda, Asti masih berlari dan akhirnya duduk bersama teman-teman yang sudah sampai di posko awal kami masuk. Entah apa yang terjadi, ia terlihat ketakutan dan sedikit marah lalu menghempaskan sebuah botol kaca yang ia temukan di sebelahnya. Semua mata lantas tertuju kepadanya, dan rombongan kami pun sampai bersama dengan kawan-kawan lainnya. Semuanya terlihat diam, dan aku pun merasa heran. Rombongan pertama langsung mengajak kami meninggalkan tempat tersebut.
Kami bergegas sampai ke parkiran serta berpamitan kepada ibu-ibu yang berjualan disana. Sampai akhirnya Adzan Ashar berkumandang ketika kami sudah sampai di rumah Asa. Makan siang bersama, lalu bercerita mengenai pengalaman tadi.
“Aku melihat seekor kera yang berbadan manusia, yang selalu mengikuti perjalan kita ketika kalian semua bermain air di air terjun tadi. Ia juga mengikutiku sampai ke posko satu, karena sepertinya ia sadar jika aku bisa melihatnya. Lantas ia marah ketika aku melempar botol kaca ke batu.” Kami semua terkejut mendengar cerita Asti, dan mulai merasa merinding.
“Aku tidak mungkin menceritakan hal itu ketika kita masih berada di dalam hutan.” Ia tersenyum dan menatap kami satu-persatu yang merinding mendengar ceritanya. Di lain sisi kawan-kawan yang lainya menghabiskan waktu dengan bernyanyi bersama dan bercerita kecil.
Dalam situasi bagaimana pun, jangan pernah lupakan Allah. Karena hanya kepada-Nya lah kita bisa memohon perlindungan dan bersyukur dengan apa yang telah ia ciptakan di dunia ini. Cerita ini terangkum kedalam sebuah travel blog yang akan ku kenang sampai kapan pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar